/story/102112/pilihan-bapak-bapak/toc
Pilihan Bapak-Bapak | Penana
arrow_back
Pilihan Bapak-Bapak
more_vert share bookmark_border
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
G
Pilihan Bapak-Bapak
mukamasam
Intro Table of Contents Top sponsors Comments (1)

Tatapan kosong dan letih terlihat dari pancaran raut wajah pak  ayi, seorang lelaki 30 tahunan yang telah  berkeluarga, sudah beberapa bulan ini aku sering melihatnya seperti itu disaat waktu bekerja, di awal aku hanya mengira ia sedang mengalami permasalahn yang umum dihadapi pria seusianya, ya kalau tidak permasalahn keluraga,ekonomi atau pekerjaaan.

karena sudah cukup lama mengenal pak ayi, kuberanikan bertanya padi dirinya ada apa di pikirannya yang membuat nya  tidak bersemangat hingga berbulan-bulan,

"gw ga kuat bro" kata itu yang terucap pertama kali darinya setelah aku bertanya tentang permasalahannya, tepat perkiraan ku, pak ayi banyak bercerita tentang permasalahnnya yang memang banyak dihadapi laki-laki seusianya dengan pekerjaaan yang dia geluti saat ini, pak ayi seorang manajer keuangan di sebuah perusahaan yang cukup besar dengan penghasilan lebih dari cukup menurutku. 

pak ayi banyak bercerita bahwa dia sudah sudah sangat lelah dan tidak sanggup lagi untuk melakukan pekerjaannya saat ini tetapi dia belum berani mengundurkan diri dari pekerjaannya karena masalah ekonomi dimana dia harus menafkahi 4 orang anak dan istrinya dan kebutuhan lainnya.

Terkadang aku suka berpikir apa yang dihadapi pak ayi itu masalah "receh", tidak seharusnya ia harus berpikir keras dan bimbang hingga berlarut-larut hanya untuk memikirkan solusi dari masalahnya, nikmati sajalah pekerjaannya toh sekarang mencari kerjaan susah, apalagi sekarang ia sudah mempunyai posisi yang cukup nyaman dengan penghasilan yang lebih dari cukup di jakarta.

Dari perbincangan ku dengan pak ayi mengenai masalah yang dihadapinya, aku juga mulai berpikir tentang ungkapan yang banyak dilontarkan di sosial media "uang memang bukan sumber kebahagian tetapi dengan uang kita bisa membeli kebahagian". menurutku pak ayi hanya harus berani memilih pilihan dalam hidupnya, yaitu harus berkutat dengan permasalahannya yang entah sampai kapan yang mungkin bisa membuatnya depresi atau memilih pilihan lain dengan resiko hilangnya keamanan finansial untuk nya dan keluarganya.

Setelah sepekan perbincangan ku dengan pak ayi tentang permasalahannya ku lihat hari ini dia lebih ceria dan bersemangat dari biasanya, sebelum ku bertanya ia telah menyapa ku terlebih dahulu, "bro bulan depan gw resign, gw harus milih insya allah gw mau jualan lagi kayak dulu".

Hari sabtu ini aku janjian dengan pak ayi di salah satu pasar utama di bekasi yang kebetulan kami sudah 5 tahun tidak bertemu, dia mengundang ku mampir ke tokonya yang berjualan pakayan dewasa dan anak-anak. kulihat pak ayi sangat bersemangat saat menyambutku di tokonya, bercandanya lebih lepas seperti ia telah menemukan jatidirinya."jadi ginilah sekarang gw bro", hidup di pasar de sela tawanya disaat aku menanyakan kondisinya saat ini.

"kalau ditanya jualan itu enak apa engga ya pasti ada enaknya dan juga engga nya, di awal memang berat bro ampe nangis gw, gw ngerasa apa gw salah ambil keputusan tapi gw jalanin  kok lebih enjoy ya walaupun menurut gw permasalahan dan tekanannya lebih berat dari gw kerja dulu, soal finansial namanya kita jualan terkadang bagus terkadang juga anyep bro."

di dalam mobil saat meninggalkan pasar tempat pak ayi mencari nafkahnya, aku berpikir soal rezeki memang sudah ada yang mengatur dan memberinya hanya saja tinggal kita mau bagaimana menjemputnya, bisa denga cara halal maupun haram, bisa dengan cara yang kita sukai atau dengan hal yang tidak kita sukai, semua pekerjaan ada resiko dan permasalahannya masing-masing hanya tergantung kita bisa menerima atau menghadapai resiko yang mana.

senin pagi ini setelah pertemuan dengan pak ayi kemarin entah kenapa aku jadi lebih bersemangat dalam bekerja, mungkin hatiku berkata,"ini jalan ninjamu nak".


Show Comments (1)
BOOKMARK
Total Reading Time: 5 minutes
toc Table of Contents
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.