-
info_outline Info
-
toc Table of Contents
-
share Share
-
format_color_text Display Settings
-
exposure_plus_1 Recommend
-
report_problem Report
-
account_circle Login

Karena tak bisa membeli tiket konser Muse, Nadya sampai merengek-rengek di bawah pohon eucalyptus di belakang sekolah. Ia hampir menangis, bahkan sampai menelungkupkan kepalanya karena frustrasi.
Namun, saat ia mengangkat kepalanya, ada seorang cowok yang berdiri di hadapannya.
Bukan, cowok itu bukan orang asing.
Cowok itu adalah Aldo Nugraha. Blasteran Prancis-Indonesia, Ketua OSIS, kapten tim basket, dan siswa terpintar di angkatan mereka. Dengan senyum yang secerah matahari, Aldo dikenal sebagai sosok yang ramah dan menyenangkan. Baik cewek maupun cowok, semua orang menyukai kehadirannya.
Namun, di hari itu, ia mendekati Nadya dengan satu kalimat yang mengubah segalanya:
"Kamu mau tiket konser Muse?"
"Iya," jawab Nadya, masih manyun.
"Aku punya satu tiketnya," ucap Aldo. "tapi kamu yakin?"
"Yakin kenapa?" tanya Nadya bingung.
"Ada perjanjiannya."
"Hah?" Nadya mengernyitkan dahi. Perjanjian apa?
Ah, bodo amat! Yang penting dia bisa dapat tiketnya!
"Oke, oke, nggak apa-apa! Apa aja perjanjiannya asal aku dapet tiketnya!" ujar Nadya mantap. Ia memang penggemar berat Muse.
"Oke. Perjanjiannya itu..." ujar Aldo, matanya menatap Nadya dengan lekat.
Cowok itu pun tersenyum manis, lalu melanjutkan:
"Kamu jadi pacar aku."
******
Buku ini sudah diterbitkan pada tahun 2018 dan masih tersedia di Google Play Books.



After each update request, the author will receive a notification!
smartphone100 → Request update
Thank you for supporting the story! :)
Please Login first.
Reading Theme:
Font Size:
Line Spacing:
Paragraph Spacing:
Load the next issue automatically
Reset to default