Di pagi buta, seorang gadis telah terbangun. Sibuk melipat selimut kumalnya. Senyuman tipis tersemat di bibir mungilnya tatkala melihat adik kecilnya masih setia meringkuk dibalik selimutnya.1671Please respect copyright.PENANAwkI93WBnlR
1671Please respect copyright.PENANADHiyGPkkQ9
"Dika, bangun." Ditepuknya pelan tubuh adiknya. Namun hanya erangan saja yang terdengar. Adiknya tampaknya masih terbuai ke alam mimpi.1671Please respect copyright.PENANAAAWmDF9haE
1671Please respect copyright.PENANA7CfkEbZ13C
"Dika bangun. Sholat subuh." Tak menyerah, gadis bermata cokelat itu menepuk bahu adiknya. Namun kali ini tepukannya lebih keras.1671Please respect copyright.PENANAKNoN2pwM11
1671Please respect copyright.PENANAsnz4hhxLJi
"Iya, Kak... Iya..." Setengah sadar adiknya berucap demikian.1671Please respect copyright.PENANAwBXEQbEh9f
1671Please respect copyright.PENANAg6kY9ERBHr
Merasa adiknya belum mau terbangun dari tidurnya, gadis itu memutuskan untuk melakukan cara jitunya. Dibisikinya pelan adiknya itu, namun caranya itu ternyata ampuh. Adiknya sontak terbangun.1671Please respect copyright.PENANANjxwdeCKdN
1671Please respect copyright.PENANAUTwjwKhohS
Mata anak lelaki itu masih setengah terpejam, namun gadis itu hendak beranjak pergi untuk menyucikan diri.1671Please respect copyright.PENANA3IQeWmWwcC
1671Please respect copyright.PENANAQz9W76FcmK
"Buruan kamu wudhu, Ka."1671Please respect copyright.PENANA8r3YHxFzlm
1671Please respect copyright.PENANARlIWgbZPfN
Begitulah kalimat gadis itu sebelum melengos pergi. Melewati daun pintu dari kayu lapuk. Hendak ke sumur belakang rumah.1671Please respect copyright.PENANAfu3uIIje0X
1671Please respect copyright.PENANABMMx2oMlS1
Adiknya disana bersungut-sungut. Sedikit sebal kakaknya telah memecahkan mimpinya. Padahal ia baru saja menang pertarungan kelereng raksasa. Hadiah sudah di depan mata, pupus karena kakaknya.1671Please respect copyright.PENANA2UkA1k9h1j
1671Please respect copyright.PENANAWfPK3LE3pa
Kakaknya itu selalu tahu cara membangunkannya. Apa lagi bisikannya tadi?1671Please respect copyright.PENANARddxxvyJA5
1671Please respect copyright.PENANAa8ZFbMHfgu
'Nenek Parende suka anak-anak yang malas bangun, Dika.'1671Please respect copyright.PENANAhqvRhbIrJR
1671Please respect copyright.PENANAKZJmfIBF8y
Bergidik ia mengingat kalimat kakaknya itu. Tak mau berlama-lama sendirian di kamar mereka, anak lelaki itu segera menuju tempat kakaknya berada.1671Please respect copyright.PENANAFnCBC7m4H3
1671Please respect copyright.PENANA7Fdz6Jop3I
1671Please respect copyright.PENANAMK4Pw5LFgS
🍑🍑🍑1671Please respect copyright.PENANAUNk8iaCY4v
1671Please respect copyright.PENANAavnagqqh6r
1671Please respect copyright.PENANAwOxwPn68k4
Gadis berjilbab putih lusuh itu meraih tas kantong kreseknya. Memeriksa apa ada sesuatu yang lupa dibawanya. Ia memang sudah menyiapkan peralatan sekolahnya sejak semalam. Namun tak ada salahnya melihatnya lagi.1671Please respect copyright.PENANAeQ2JxtRAgR
1671Please respect copyright.PENANAJ55Nl8RvWV
"Matematika. Ada."1671Please respect copyright.PENANAGkfZm0t7Ru
1671Please respect copyright.PENANAstgcHBwi5E
"IPA. Ada."1671Please respect copyright.PENANAdz4otCpiNz
1671Please respect copyright.PENANAUJL9oGAzT8
"Bahasa Indonesia. Ada."1671Please respect copyright.PENANApOiqO5BhmT
1671Please respect copyright.PENANA3XXlEgIp3q
"Oke, aku bawa semuanya." Gadis itu tersenyum cerah. Kemudian ia menoleh kepada adik lelakinya yang sedari tadi sibuk menunduk. Entah apalagi yang terjadi padanya.1671Please respect copyright.PENANAW6LgjnSWj6
1671Please respect copyright.PENANAJJ5hxh9P8W
"Kamu kenapa, Ka?" Tanyanya penasaran. Namun tak ada suara dari adiknya itu.1671Please respect copyright.PENANAGQadQhToQh
1671Please respect copyright.PENANADHoUYAafiM
"Dika? Buruan, kita harus ke sekolah." Ujar gadis itu sedikit tak sabaran.1671Please respect copyright.PENANAMWLFduYCtr
1671Please respect copyright.PENANA31ShmDcpSj
Walaupun hari masih gelap, namun ia harus bergegas menuju sekolahnya. Pasalnya sekolah tempatnya mengenyam pendidikan sejauh 5 km. Tentu jika berjalan kaki memerlukan waktu yang cukup lama.1671Please respect copyright.PENANAZ3R2InBlfI
1671Please respect copyright.PENANADlwetbDFlE
"Dika nggak mau sekolah, Kak." Balas adiknya kesal.1671Please respect copyright.PENANAcLSQsHHwLO
1671Please respect copyright.PENANAhFZCRH3QIR
Sukses gadis itu tersentak. Tak pernah sekalipun ia pernah mendengar adiknya mengatakan itu. Namun kenapa tiba-tiba seperti ini?1671Please respect copyright.PENANARgw5RCSSGT
1671Please respect copyright.PENANApIg8c9kYSV
"Dika... Kamu kenapa?" Tanyanya melembut. Ia ikut berjongkok, sembari menatap lekat wajah anak lelaki itu.1671Please respect copyright.PENANAzmnYqxdcCY
1671Please respect copyright.PENANAVeznkIqIrR
Dika terdiam. Enggan menatap wajah kakaknya.1671Please respect copyright.PENANAUea3S4odXG
1671Please respect copyright.PENANAzxzTwczscd
"Ayo cerita ke Kakak." Pinta gadis itu lembut. Diusapnya kedua bahu adiknya.1671Please respect copyright.PENANALhAwK2qS9N
1671Please respect copyright.PENANATuk8pPpt7w
Tangisan anak lelaki itu akhirnya pecah. Tangan mungilnya teracung menunjuk kedua sandal jepit lusuhnya.1671Please respect copyright.PENANAanGWSNgZB5
1671Please respect copyright.PENANAtQUBwtBzRk
"Di sekolah teman-teman mengejek Dika, Kak. Bilang Dika make sandal jepit, bukannya sepatu. Dika malu Kak..."1671Please respect copyright.PENANAPuW8Sp27fd
1671Please respect copyright.PENANAj0BzJ3JS8j
Mendengar ucapan adiknya, gadis berjilbab putih itu menahan getir. Dengan segala keterbatasan mereka, hal itu bisa menjadi cemohan. Namun, adiknya tidak boleh menyerah hanya karena itu.1671Please respect copyright.PENANAZ9flkCXyBC
1671Please respect copyright.PENANAeAEHjnZiW9
"Dengarin Kakak, Ka." Dipegangnya kedua bahu adiknya. Tatapan matanya lembut namun tegas. "Kamu jangan nyerah hanya karena itu. Ingat Bapak, Ka. Bapak selalu berusaha untuk kita."1671Please respect copyright.PENANAy3CT142DgT
1671Please respect copyright.PENANA2GFlt39fbx
Perlahan tangisan adiknya mereda. Tatkala terbayang-bayang sosok kepala keluarga mereka. Yang bahkan sebelum kakaknya terbangun, sudah pergi mencari peruntungan dari alam. Bapak adalah satu-satunya yang mereka miliki. Dan tidak akan pernah menyerah demi tercapainya masa depan mereka yang lebih baik.1671Please respect copyright.PENANAYMNhBiYumc
1671Please respect copyright.PENANAfyLs1zF2KS
"Udah jangan nangis. Lain kali kalo kamu dengar itu, senyum aja. Anggap angin lalu. Oke, Ka?" Tanya gadis itu dengan senyuman merekah indah.1671Please respect copyright.PENANA7nEhzxNU1a
1671Please respect copyright.PENANA67Bnd9Zgln
Dan anggukan pelan adik kecilnya menjadi balasannya. Kedua kakak beradik itu akhirnya berjalan menuju sekolah. Dengan kantong kresek sebagai pengganti tas, dan sandal jepit kusam. Namun tak mengapa, dengan serba apa adanya, mereka tetap berhak menuntut ilmu.1671Please respect copyright.PENANArM7c4iJHQJ
1671Please respect copyright.PENANARrj7b7DMSo
Embun menggelayut di dedaunan. Kabut membentang di persawahan. Mentari perlahan naik ke atas cakrawala. Kampung masih sunyi senyap. Hanya suara tapak kaki dua kakak beradik yang terdengar membelah sunyi.1671Please respect copyright.PENANANulkFe6FEZ
1671Please respect copyright.PENANAWUhUFcwMSW
Perjalanan menuju sekolah memang cukup panjang. Sekolah Dasar adiknya sekitar 3 km dari rumah. Sementara sekolahnya lebih jauh lagi.1671Please respect copyright.PENANABzB3fA5dJd
1671Please respect copyright.PENANAUVHSxAfSMC
Usai mengantarkan adiknya, gadis berjilbab putih itu segera menuju ke sekolahnya. Sekolahnya terletak di perbatasan kampung. SMP biasa dengan murid yang jumlahnya tiga ratusan. Walaupun begitu, gadis itu tetap bersyukur masih bisa bersekolah.1671Please respect copyright.PENANA0YB04BUzp2
1671Please respect copyright.PENANAb3Np6B1w2t
Langit semakin terang. Jalanan mulai ramai. Tak ayal, matanya menangkap satu-dua teman berseragam batik yang sama melintas dengan sepedanya. Gadis itu tersenyum. Ia kenal mereka. Salah satunya teman sekelasnya yang rumahnya lumayan dekat ke sekolah, berkisar 2 km. Dengan sepeda, tentu ia lebih cepat lagi.1671Please respect copyright.PENANAqtiyPNa1Gb
1671Please respect copyright.PENANACnGwLUsV3T
'Tak apa, Kia. Bersyukur.' Peringatnya pada diri sendiri.1671Please respect copyright.PENANAtherDralwp
1671Please respect copyright.PENANAwOcMlBfo0q
Berjalan riang dengan senyuman terkembang. Keterbatasan tak akan menghalanginya untuk bisa sekolah.1671Please respect copyright.PENANAcSoAVFKxHe
1671Please respect copyright.PENANAAhi1BWscvY
Karena ia harus punya masa depan.1671Please respect copyright.PENANAZnDrBDnSFn
1671Please respect copyright.PENANA4lMYttySjS
arrow_back
Sekolah
more_vert
-
info_outline Info
-
toc Table of Contents
-
share Share
-
format_color_text Display Settings
-
exposure_plus_1 Recommend
-
report_problem Report
-
account_circle Login
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
Sekolah
Author:
Selena Agatha

ISSUE #1
Oneshoot - Sekolah
LIKES 0
READS 1667
BOOKMARKS 1
Suggest Edits

Ad
Click to load the next chapter
X
After each update request, the author will receive a notification!
smartphone100 → Request update
X
Sponsor again
Click to login
Login first to show your name as a sponsor.
Thank you for supporting the story! :)
Please Login first.
×
Sekolah
Children
Short Story
Last updated: Jan 31, 2025
Total word count: 723
Total reading time: 3 Minutes
Writer:
keluarga
sekolah
saudara
Report this story
×
Write down what you like about the story
×
Reading Theme:
Font Size:
Line Spacing:
Paragraph Spacing:
Load the next issue automatically
Reset to default
×
People Who Like This