BAB 6: JIKA TIDAK TERSENYUM, AKAN DIHUKUM
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7a4jnmVsGP
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVB2qngCtt
Nayla terbangun dengan kepala yang terasa pusing, seolah-olah dunia berputar perlahan di sekitarnya. Ia sudah berada di kamarnya, terbaring di atas kasur yang seharusnya terasa nyaman, namun pagi ini ada yang berbeda. Selangkangannya terasa kebas dan perih, sensasi yang membuatnya meringis saat mencoba menggerakkan tubuh. Matanya terpejam sejenak, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Ingatan samar tentang dirinya di kamar Reino muncul.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3Nfhd3UiX
“Semalem aku ngapain sama Kak Reino ya? Kenapa selangkanganku perih banget rasanya.”
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ38qO0sxQIO
Belum sempat ia menyusun pecahan-pecahan ingatan itu, tiba-tiba selimut yang menutupi tubuhnya ditarik dengan kasar. Dira berdiri di samping tempat tidur dengan ekspresi mendesak.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBnWaTQLFT9
“Nay, bangun! Mandi cepet, Ayah udah nunggu buat sarapan di bawah. Jangan bikin dia tambah marah,” ujar Dira sambil berbalik dan meninggalkan kamar.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwqiCo4Swk9
Nayla terdiam, jantungnya berdegup kencang. Dengan susah payah, ia bangkit dan menyeret tubuhnya ke kamar mandi, rasa perih itu terus mengganggu setiap langkahnya.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtujHjeeY6U
Beberapa saat kemudian, Nayla menuruni anak tangga menuju ruang makan. Langkahnya tertatih, kakinya gemetar menahan rasa sakit yang masih tersisa. Di ujung tangga, ia melihat Ravel, ayahnya, sudah duduk di meja makan dengan wajah dingin dan tatapan tajam. Nayla menunduk, tak berani menatap ke arahnya. Aura kemarahan yang memancar dari Ravel membuat udara terasa berat. Ia melangkah perlahan dan duduk di kursinya, tangannya gemetar di atas pangkuan.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl5cVfB5bTl
Nayla melirik sekeliling meja makan. Hanya ada empat orang pagi itu: Ravel, dirinya, Kay, dan Dira. Reino dan Elina tidak ada di sana, entah pergi ke mana. Keheningan menyelimuti ruangan, hanya terdengar bunyi sendok yang sesekali menyentuh piring. Nayla menatap piringnya sendiri dengan wajah pucat, makanan di depannya tak tersentuh. Selera makannya hilang, digantikan oleh rasa takut yang menggerogoti. Ia bisa merasakan tatapan Ravel yang sesekali mengarah padanya, penuh penilaian.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIGJG3fmcow
“Nayla, kenapa kamu cuma diam? Makan,” suara Ravel menggema, tajam dan dingin.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3HaRwM1PmX
“A-aku... nggak lapar, Ayah,” jawab Nayla lirih, kepalanya semakin tertunduk.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH5x78Zh0dr
Ravel mendengus kesal dan menjawab, “Nggak lapar? Oh, atau kamu pengen sarapan yang lain?”
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvvdqMxrJ6o
“Maksud Ayah apa?” tanya Nayla bingung.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1S9s1UQToJ
Tiba-tiba Ravel menarik tubuh Nayla hingga ia jatuh tersungkur di depan tubuh Ravel. Pria itu menurunkan celananya dan Nayla dipaksa melayani sambil tersenyum di hadapan Ravel. Melihat hal itu Nayla bingung harus berbuat apa, sedangkan Ravel sudah menatapnya seperti serigala yang kehausan.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv7qNWQHHMm
“Kamu masih nggak paham juga? Kay, Dira ajari adik kalian!” kata Ravel.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSBzvqUZGV
Kay dan Dira memandu Nayla untuk “belajar tampil menyenangkan” di depan Ravel. Mereka membantu Nayla melucuti pakaiannya dan memposisikan nya atas meja makan sebagai "pajangan hidup".
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv0IjgYP3uQ
“Kak, kenapa makanannya ditaruh di atas perutku?” tanya Nayla bingung.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgbttEk7RmJ
“Udah nurut, nggak usah banyak nanya!” jawab Dira.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO99A7Hv32O
Perlahan Ravel menjilati tubuh Nayla dari ujung kaki lalu semakin naik ke paha dan berputar-putar di selangkangannya. Seketika tubuh Nayla menggelinjang, dia ingin menolak tapi sebenarnya ia menikmatinya.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyprIEZltzK
“Empphh… Ahhh… Ayah…” racau Nayla.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYnRPpL2y4v
“Ummm… Slurp… Kenapa Nay?” sahut Ravel makin liar memainkan lidahnya.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9co7LuEEDx
Kay yang melihat itu ikut merasa tegang, ia berdiri di atas kepala Nayla dan tangannya mulai meremas-remas gunung kembar Nayla sambil sesekali mencubit putingnya. Dira yang melihat itu tak ikut diam, dia sibuk menikmati makanan yang ditaruh di atas perut Nayla sambil menjilatinya.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjoINksI7En
“Ahhh… Ahhh… Geli…” desah Nayla.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1agbrk35nD
Kay, Ravel dan Dira saling pandang dan melempat senyuman nakal, seolah menjadi kode kalau Nayla sebenarnya menikmati permainan mereka bertiga. Kay dan Ravel lalu menggesekkan jari-jari mereka di memek Nayla untuk membuatnya basah.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwDRPdXDBu1
“Uhhh… Mpphhh… Ohhhh…”
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYTq4llh0q
“Udah mulai becek nih, Yah,” kata Kay.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp1h56JUhjC
“Kocok terus Kay, sampai Nayla banjir dan orgasme,” sahut Ravel.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOisI06hMdS
Dira gantian mengocok memek Nayla dengan memasukkan dua jarinya yang membuat tubuh Nayla menggelinjang hebat. Hingga akhirnya cairan putih kental keluar membasahi memeknya. Dira lalu berpindah posisi memegang tangan Nayla dari atas agar tak banyak gerak. Kay membuka kedua kaki Nayla hingga membuat memeknya terekspos.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzUD0nwzqD
“Senyum Nay! Kalau nggak aku bakal main kasar!” kata Ravel yang membuat Nayla harus pura-pura tersenyum menikmati permainan ini.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡemDTGsYqWY
“Aku pengen sarapan pagi dengan menikmati memek kamu, Nay,” kata Ravel terkekeh.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfvcwKbnnNP
“Emmpph, Ayah jangan…” Nayla mulai memberontak tapi Dira dan Kay sudah memegang tangan dan kakinya.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6X7DAk2vyF
Ravel memegang kontolnya yang sudah tegang itu dan mulai menggesekkan ke memek Nayla untuk menggodanya. Sampai akhirnya kontol yang besar dan berurat itu melesat masuk ke dalam memek Nayla. Karena masih perawan, sontak Nayla menjerit kesakitan.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa580wAJeqc
“Akh… Sakit…. Ummmm….”
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIY1l6HPr3
“Ahhh… Shhh… Ternyata kamu emang masih perawan, memek kamu rasanya sempit banget,” kata Ravel sambil menggoyangkan pantatnya maju mundur secara perlahan.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQtDdsPLGv
“Ahhh… Ohhh…”
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2iAQ8CIZy
“Duh, tetek Nayla kalau lagi geter juga bikin sange pengen aku remas,” batin Kay yang langsung meremas kedua tetek Nayla.
755Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDEhUyGjriw
Ravel masih main dengan cara halus karena ia tahu ini adalah pertama kali buat Nayla. Sedangkan Dira terus memegangi tangan Nayla sambil mengulum bibirnya dari atas. Meja makan itu bergetar hebat kala mereka bertiga memainkan tubuh Nayla. Sarapan pagi itu berubah jadi makin panas.
ns216.73.216.116da2
will be deducted 
and then Add to home screen.