Cerita Sex – Ngintip Tetangga Mandi (Dari Lubang Kecil ke Lubang yang Dalam)
1516Please respect copyright.PENANAclfJJPIee4
Rumah kontrakan itu sudah Bastian tinggali selama dua tahun. Bangunannya tua, usang, dengan tembok yang begitu tipis sehingga suara bisikan pun bisa menembus. Bagi kebanyakan orang, ini mungkin dianggap sebagai kekurangan yang mengganggu privasi.
1516Please respect copyright.PENANAc8VCtidZ0W
Namun, bagi Bastian, semua kelemahan struktural itu justru menjadi anugerah terselubung. Terutama, celah-celah rahasia yang berhasil ia temukan di berbagai sudut bangunan. Bastian memang seorang pengamat. Hobi mengintipnya bukan sekedar kebiasaan, melainkan sebuah ritual malam yang sudah mendarah daging.
1516Please respect copyright.PENANAjFymtXk5SW
Sejak lama, ia telah mengamati kehidupan para penghuni wanita di kontrak itu, menemukan setiap celah yang bisa memberikan pandangan sekilas ke kamar mandi atau kamar tidur mereka.
1516Please respect copyright.PENANAEi24MKKUZU
Hampir semua tetangga perempuan pernah menjadi objek observasinya, siluet telanjang mereka terpantul samar di matanya. Namun, di antara banyak wajah yang pernah dilihatnya, ada satu sosok yang selalu paling dinantikannya, yang membuat jantungnya berdebar lebih kencang, dan napasnya tertahan: Mila.
1516Please respect copyright.PENANAzJq3PxNK8q
Mila, penghuni kamar nomor tiga, memiliki resolusi keindahan yang eksotis dan memabukkan. Kulitnya bening seperti porselen, memancarkan kilau di bawah cahaya remang.
1516Please respect copyright.PENANAQKHMsnsRID
Tetenya yang montok dan pantatnya yang bulat padat selalu menjadi fokus utama Bastian. Ia hafal setiap gerakan-gerik Mila saat mandi: mulai dari suara gemericik keran yang dibuka, uap yang mulai memenuhi ruangan, hingga sabun yang meluncur lembut di lekuk-lekuk tubuhnya.
1516Please respect copyright.PENANAT7oS0vxTXA
Lubang kecil didinding kamar mandinya yang langsung bersebelahan dengan kamar mandi Mila adalah jalur VIP pribadinya, tempat sakral yang selalu ia kunjungi.
1516Please respect copyright.PENANAYhG0GwzM8o
Seringkali, Bastian melihat Mila menyentuh dirinya sendiri, jari-jarinya memilin putingnya yang menggumpal, desahan pelan yang hanya terdengar samar-samar menembus dinding tipis.
1516Please respect copyright.PENANAukhmBWGD03
Malam-malam itu, Bastian akan larut dalam fantasinya sendiri, tangannya bergerak ritmis di balik celana. Malam itu, seperti biasa, Bastian sudah berada di posisinya. Ia mengalokasikan ke kamar mandinya, mengunci pintu, dan mematikan lampu.
1516Please respect copyright.PENANAeo2ifp7YyF
Ketidakjelasan total menyelamatkannya, hanya menyisakan titik terang kecil dari lubang pengintaian. Suara air mengalir dari kamar mandi Mila menjadi melodi pengantar gairahnya.
1516Please respect copyright.PENANAkfM4GOL07a
Ia bisa merasakan kehangatan yang keluar dari lubang, bukti bahwa Mila sudah memulai ritual mandinya. Melalui celah sempit itu, dunia Bastian menyempit menjadi fokus tunggal: siluet Mila yang mulai tampak. Air membasahi rambut panjang yang hitam legam, membuat tubuhnya semakin berkilau.
1516Please respect copyright.PENANA6zeGGzt88p
Uap panas mulai memenuhi kamar mandi Mila, menciptakan efek kabut yang sensual. "Sial, Mila," gumam Bastian dalam hati, suaranya tercekat. "Gila, ini dia." Seperti dugaannya, Mila kini berdiri membelakanginya, sabun melumuri punggungnya yang mulus. Bastian sudah mulai bergerak, sambil mencium masuk ke dalam celana dalamnya, jari-jemarinya menemukan kontolnya yang sudah menegangkan penuh.
1516Please respect copyright.PENANAhExYOUJIJM
Nafasnya memburu, matanya terpaku pada pantat Mila yang basah dan licin. Puncak kenikmatan sudah di ujung mata, ia hampir mencapai pelepasan.
Namun, tepat saat gairah Bastian memuncak, sesuatu yang tak terduga terjadi. Atau, lebih tepatnya, sesuatu yang disengaja dan jauh lebih provokatif.
1516Please respect copyright.PENANAuK7V4Sl2vW
Tubuh Mila tiba-tiba menegangkan. Ia tidak langsung berbalik. Sebaliknya, dengan gerakan lambat yang disengaja, ia mengangkat kedua tangan. Sabun yang melumuri tubuh kini ia gunakan ke tetenya yang montok, memijatnya dengan sensual.
1516Please respect copyright.PENANA56jCydjgDq
Jemarinya memilin putingnya, menjadikannya menonjol dan menonjol. Bastian melihatnya dengan jelas, puting Mila memerah, membesar, seolah mengundang sentuhan lebih. “Astaga, dia tahu,” bisik Bastian, nyaris tak bersuara.
1516Please respect copyright.PENANALU13xD43kG
Jantungnya berdegup tak karuan, campuran antara rasa takut ketahuan dan euforia pembohong. Ia tahu Mila bukan cuma asal mandi; ini adalah pertunjukan.
1516Please respect copyright.PENANArfZ9OUqmiL
Mila kemudian menunduk sedikit, mengambil sesuatu dari papan sabun kecil di bawah pancuran. Sebuah cermin bulat kecil.
1516Please respect copyright.PENANA9XBEkQsM5V
Dengan gerakan tenang, ia meletakkannya di atas papan sabun, memosisikannya sedemikian rupa agar bisa melihat bayangannya… dan tentu saja, bayangan dari lubang penempatan di dinding.
1516Please respect copyright.PENANAV015UYRF7H
"Anjing!" gumam Bastian, kaget namun terangsang luar biasa. "Dia sengaja! Sialan!" Mila kini bisa melihat mata Bastian yang tersembunyi di balik lubang, terpantul samar di cermin itu.
1516Please respect copyright.PENANAB5p4WUHroT
Ia tersenyum tipis pada bayangan di cermin, senyuman yang begitu misterius namun penuh godaan. Senyum itu seolah berbicara langsung padanya, sebuah undangan tanpa kata. Lalu, tangan Mila bergerak turun.
1516Please respect copyright.PENANAwD3ULffFZd
Dengan gerakan yang lebih lambat lagi, ia mulai mengusap lembut area di antara pangkal pahanya, membiarkan jemarinya menggosok perlahan di sana, seolah-olah sedang mencari sesuatu.
1516Please respect copyright.PENANAVlv28uHTFw
Ia menunduk sedikit,pandangannya terarah ke bawah, seolah sepenuhnya larut dalam sentuhannya sendiri. Uap panas dari udara semakin memaksakan pandangan, namun Bastian bisa bersumpah ia melihat Mila sedikit melebarkan kakinya, memberi akses pandangan yang lebih jelas ke area memeknya.
1516Please respect copyright.PENANA1RXzAjimH3
Sebuah desahan pelan, penuh kenikmatan, meluncur dari tepinya, nyaris tak terdengar namun terasa hingga ke relung terdalam fantasi Bastian. Suara gemericik air yang jatuh dari pancuran menjadi latar belakang bagi desahan halus yang kini lebih sering terdengar.
1516Please respect copyright.PENANA3guS99poKd
“Ah, gila, Mila… kau membunuhku,” gumam Bastian, tangannya bergerak semakin cepat, mencoba menyamai ritme Mila yang kini semakin berani. "Ini lebih dari yang aku bayangkan... dia memancingku." Tepat ketika sentuhan Mila menjadi lebih intens, dan Bastian nyaris tak bisa menahan diri, tubuh Mila tiba-tiba menegang lagi. Kali ini, ia berhenti bergerak. Perlahan, sangat perlahan, ia memutar badannya.
1516Please respect copyright.PENANAucR7tD7Hjv
Mata yang cokelat, kini tampak lebih gelap dan berkilat-kilat, langsung mengunci mata Bastian melalui lubang kecil itu. Bukan melalui cermin lagi, melainkan muncul langsung yang menembus rahasia. Jantung Bastian seperti berhenti berdetak. Keringat dingin membanjiri punggung. Sial! Ia tertangkap basah.
1516Please respect copyright.PENANAvQkNUNFzXd
Atau, lebih tepatnya, ia diundang untuk menangkap basah. Otaknya bekerja keras mencari alasan, tapi nihil. Wajahnya pasti sudah merah padam, dan rasa malu yang luar biasa mulai menyelimutii dirinya. Tapi Mila… Mila tidak marah. Bibirnya yang basah oleh air menyuguhkan senyum tipis, misterius, dan entah kenapa, sangat menggoda. Mata cokelatnya berkilat penuh arti.
1516Please respect copyright.PENANAKQQ2uCjLU5
Lalu, ia melakukan sesuatu yang membuat Bastian terpaku. Dengan gerakan lambat yang penuh arti, Mila mengulurkan tangannya ke arah dinding pembatas. Ia tidak membuka pintu kamar mandi. Sebaliknya, ia mengetuk pelan dinding di dekat lubang pengintaian, dua kali.
“Ba?” Suara Mila terdengar, lembut namun jelas menembus dinding tipis itu. Ada nada geli dan sedikit godaan yang tersirat.
1516Please respect copyright.PENANAEyIXfuofdO
“Kau masih di sana?” Bastian menelan ludah. Ia tak bisa menjawab. Seluruh tubuhnya membeku. “Kebetulan…” lanjut Mila, suaranya kini sedikit lebih keras, jelas ingin Bastian mendengarnya. “Aku juga suka mengintip kamu.” Ada jeda singkat, saat Bastian masih belum bergeming. "Bagaimana kalau kau datang ke kontrakanku sekarang, Bas? Aku akan menunggumu."
1516Please respect copyright.PENANAhboN2BKiH7
Suara gemericik air di kamar mandi Mila berhenti. Bastian mendengar suara handuk yang digosokkan ke kulit, lalu hening. Ia tahu Mila sudah selesai mandi. Kata-kata Mila berputar di kepalanya. Datang ke kontrakanku sekarang. Apakah ini undangan? Jebakan? Hatinya berdebar gila. Tanpa berpikir panjang, dorongan yang lebih kuat dari rasa takutnya mengambil alih.
1516Please respect copyright.PENANAqcOP9n4WS0
Ia menarik diri dari lubang, dengan cepat merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan, dan mengunci pintu kamar mandi pribadinya. Ia keluar dari kamar dan berjalan melewati lorong yang remang-remang menuju kamar Mila, kamar nomor tiga.
1516Please respect copyright.PENANAHNDgBstHKn
Setiap langkah terasa berat, namun ada dorongan tak terlihat yang menariknya. Di depan pintu kamar Mila, Bastian berhenti. Pintu itu agak terbuka, mengundang. Ia mendorongnya pelan. Gelap. Kamar Mila gelap, hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari lampu jalan yang menembus tirai tipis.
1516Please respect copyright.PENANAfjFkLVlxOR
Aroma sabun dan wangi tubuh Mila yang khas menyeruak, lebih kuat di sini. Bastian melangkah masuk perlahan, matanya mencoba beradaptasi dengan kegelapan. “Mila?” panggil Bastian ragu. Sebuah suara serak terdengar dari arah kamar mandi yang terbuka. “Masuk, Bas.Aku di sini.”
1516Please respect copyright.PENANATVu3uJJUPW
1516Please respect copyright.PENANAla8pZBswHy